Archive for the ‘Do’a dan Dzikir’ Category

berdoa-mas-azzet-di-al-madzkur-jombang

Rasulullah Saw. telah memberitahukan kepada kita perihal waktu-waktu yang mustajab untuk berdoa, sebagai berikut:

Pada Waktu Sepertiga Malam yang Terakhir
Ketika orang lain terlelap dalam tidur di sepertiga malam yang terakhir, maka beruntunglah orang yang bangun dari tidurnya dan berdoa kepada Allah Swt. Sungguh, waktu sepertiga malam yang terakhir adalah waktu yang mustajab untuk berdoa. Apalagi, sebelum berdoa kepada-Nya didahului dengan shalat Tahajjud dan berdzikir kepada-Nya.

Rasulullah Saw. telah bersabda:

“Apabila tersisa sepertiga dari malam hari Allah ‘Azza wa Jalla turun ke langit bumi dan berfirman, ‘Adakah orang yang berdoa kepada-Ku akan Kukabulkan? Adakah orang yang beristighfar kepada-Ku akan Kuampuni dosa-dosanya? Adakah orang yang mohon rezeki kepada-Ku akan Kuberinya rezeki? Adakah orang yang mohon dibebaskan dari kesulitan yang dialaminya akan Kuatasi kesulitan-kesulitannya?’ Yang demikian (berlaku) sampai tiba waktu fajar (Shubuh).” (HR. Ahmad)

Ketika Bersujud kepada Allah Swt. (lebih…)

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Suatu hari Rasulullah SAW berkumpul bersama para sahabat. Lalu beliau bersabda, “Maukah kamu aku tunjukkan perbuatanmu yang terbaik, paling suci di sisi Rajamu (Allah), dan paling mengangkat derajatmu; lebih baik bagimu daripada berinfak dengan emas atau perak, dan lebih baik bagimu daripada bertemu dengan musuhmu, lantas kamu memenggal lehernya atau mereka memenggal lehermu?” Serempak para sahabat berkata, “Mau (wahai Rasulullah)!” Beliau pun bersabda, “Zikir kepada Allah Yang Maha Mulia.” (HR at-Tirmidzi).

Hadis tersebut tidaklah berarti meremehkan amal-amal saleh selain zikir. Tetapi, Rasulullah hanya menunjukkan betapa zikir merupakan asas yang sangat penting bagi semua amal ibadah. Beribadah kepada Allah adalah mengingat-Nya. Sesungguhnya, zikir memiliki sederet keutamaan. Salah satu keutamaan berzikir adalah menenangkan hati atau jiwa. Jiwa manusia itu memerlukan berbagai ‘konsumsi’ bermanfaat yang dapat menguatkannya. Banyak manusia mengalami penderitaan jiwa, sebab tak mau kembali kepada Allah. Mereka lebih suka lari dari masalah dengan mengkonsumsi minuman keras atau narkotika. Akhirnya, mereka semakin sengsara. (lebih…)

Oleh: Ihsan Tandjung

Ada sebuah doa yang biasa dibaca oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Isi doa ini jika kita renungkan dalam-dalam ternyata sangat mencakup berbagai permintaan yang sangat kita perlukan. Sebab semuanya sering mewarnai kehidupan sehari-hari manusia. Coba perhatikan:

رَبِّ اغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي وَجَهْلِي وَإِسْرَافِي فِي أَمْرِي كُلِّهِ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي خَطَايَايَ وَعَمْدِي وَجَهْلِي وَهَزْلِي وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِي اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau biasa berdo’a dengan do’a sebagai berikut; “Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kebodohanku, dan perbuatanku yang berlebihan dalam urusanku, serta ampunilah kesalahanku yang Engkau lebih mengetahui daripadaku. Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kemalasanku, kesengajaanku, kebodohanku, gelak tawaku yang semua itu ada pada diriku. Ya Allah, ampunilah aku atas dosa yang telah berlalu, dosa yang mendatang, dosa yang aku samarkan dan dosa yang aku perbuat dengan terang-terangan, Engkaulah yang mengajukan dan Engkaulah yang mengakhirkan, serta Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (HR Bukhari – Shahih) (lebih…)


Oleh: Ihsan Tandjung

Salah satu perkara penting yang sangat dianjurkan oleh Islam ialah dzikrullah (mengingat Allah). Dan Allah menyuruh orang beriman agar mengingat Allah dalam jumlah yang banyak atau non-stop terus-menerus.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا

“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS Al-Ahzab 41)

Bagi orang yang dapat menikmati manis atau lezatnya iman, maka mengingat Allah subhaanahu wa ta’aala terus-menerus bukanlah hal yang sulit. Ia bahkan tidak memandangnya sebagai sebuah beban atau kewajiban. Malah ia memandang kegiatan mengingat Allah subhaanahu wa ta’aala justeru sebagai suatu kebutuhan karena cintanya kepada Allah subhaanahu wa ta’aala yang amat-sangat. Bila orang mencintai sesuatu atau seseorang demikian dalamnya, maka secara otomatis ingatannya akan selalu tertuju kepada fihak yang dicintainya itu. Akan sulit baginya untuk mengalihkan perhatian dan ingatannya dari sang kekasih yang ia cintai tersebut.

ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا

“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman: Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya….” (HR Bukhari –Shahih) (lebih…)

Dalam kitab “Bada-i’ul Fawa’id”, Ibnul Qayyim menyebutkan beberapa keutamaan jika kita berdoa dengan lirih yaitu :

Lebih menunjukkan keimanan, karena yang berdoa lirih mengetahui bahwa Allah Maha Mendengar doanya
Lebih menunjukkan sopan santun dan pengagungan, karena seorang hamba atau budak tidaklah berbicara dan meminta kepada tuannya dengan suara yang keras
Dengan suara yang lirih lebih memungkinkan seorang untuk merasakan ketundukan dan kekhusyuan yang merupakan ruh, intisari, dan maksud doa dipanjatkan itu sendiri (lebih…)

Dasyatnya Istighfar

Posted: 11/17/2011 in Do'a dan Dzikir, Hati

Dalam kehidupan sehari-hari masalah sangat akrab dalam kehidupan kita. Bentuk nya bermacam-macam. Ada yang kesulitan mendapatkan jodoh. Ada yang diuji Allah SWT dalam mendapatkan pekerjaan. Tidak sedikit yang kehilangan orang yang dicintai baik orang tua, anak atau pasang hidup.

Pada situasi itu biasanya kita merasakan kesedihan mendalam. Dunia terasa mau runtuh, hidup terasa sempit karena kita tidak berhasil mendapatkan apa yang diinginkan. Kita merasa sendirian dalam menjalani kerasnya kehidupan.

Melihat masalah memang tidak ada habisnya. Setiap manusia hidup, Allah SWT akan mengujinya dengan masalah. Itu sudah janji Allah SWT menguji keimanan dan ketangguhan manusia mengarungi samudera kehidupan. Dalam mekanisme itu terjadi seleksi alam. Bagi yang memiliki keimanan kuat, dia akan berusaha bertahan sehingga Allah SWT memberikan jalan. Tapi bagi yang lemah keimanan berdampak frustasi (stress) yang tak jarang berakhir bunuh diri. (lebih…)

7 Faedah Dzikir

Posted: 10/24/2011 in Do'a dan Dzikir

Mengingat Allah (baca: dzikir) merupakan pokok daripada syukur. Manfaat yang besar dapat diperoleh dengan mengerjakan amalan ini. Namun, sayang sekali kebanyakan orang melupakan dan melalaikannya. Padahal, faedah dzikir itu banyak sekali, di antaranya adalah:

[1] Mendatangkan pertolongan Allah

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Maka ingatlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku pun akan mengingat kalian.” (QS. al-Baqarah: 152)

[2] Mendatangkan ampunan dan pahala yang besar

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Orang-orang yang banyak berdzikir kepada Allah, lelaki maupun perempuan, maka Allah sediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang sangat besar.” (QS. al-Ahzab: 35)
(lebih…)

Alhamdulillah, shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Dzikir akan menguatkan seorang muslim dalam ibadah, hati akan terasa tenang dan mudah mendapatkan pertolongan Allah. Dzikir setelah shalat adalah di antara dzikir yang mesti kita amalkan. Seusai shalat tidak langsung bubar, namun hendaknya kita merutinkan beristighfar dan bacaan dzikir lainnya.

[1]

أَسْتَغْفِرُ اللهَ (3x) اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ.

Astaghfirullah (3x). Allahumma antas salaam wa minkas tabaarokta yaa dzal jalaali wal ikrom.

“Aku minta ampun kepada Allah,” (3x). Lantas membaca: “Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan, dan dariMu keselamatan, Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Yang Pemilik Keagungan dan Kemuliaan.”[1] (lebih…)

Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ’ala Rosulillah wa ’ala alihi wa shohbihi ajma’in.

Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas waktu yang dianjurkan membaca surat Al Ikhlas. Semoga kita bisa mendapatkan keberkahan dengan mengamalkannya.

Pertama: waktu pagi dan sore hari.

Pada waktu ini, kita dianjurkan membaca surat Al Ikhlash bersama dengan maw’idzatain (surat Al Falaq dan surat An Naas) masing-masing sebanyak tiga kali. Keutamaan yang diperoleh adalah: akan dijaga dari segala sesuatu (segala keburukan).

Dari Mu’adz bin Abdullah bin Khubaib dari bapaknya ia berkata,
خَرَجْنَا فِى لَيْلَةِ مَطَرٍ وَظُلْمَةٍ شَدِيدَةٍ نَطْلُبُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لِيُصَلِّىَ لَنَا فَأَدْرَكْنَاهُ فَقَالَ « أَصَلَّيْتُمْ ». فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا فَقَالَ « قُلْ ». فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا ثُمَّ قَالَ « قُلْ ». فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا ثُمَّ قَالَ « قُلْ ». فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَقُولُ قَالَ « (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ) وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ حِينَ تُمْسِى وَحِينَ تُصْبِحُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ تَكْفِيكَ مِنْ كُلِّ شَىْءٍ »

Pada malam hujan lagi gelap gulita kami keluar mencari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk shalat bersama kami, lalu kami menemukannya. Beliau bersabda, “Apakah kalian telah shalat?” Namun sedikitpun aku tidak berkata-kata. Beliau bersabda, “Katakanlah”. Namun sedikit pun aku tidak berkata-kata. Beliau bersabda, “Katakanlah”. Namun sedikit pun aku tidak berkata-kata. Kemudian beliau bersabda, “Katakanlah”. Hingga aku berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang harus aku katakan?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Katakanlah (bacalah surat) QUL HUWALLAHU AHAD DAN QUL A’UDZU BIRABBINNAAS DAN QUL A’UDZU BIRABBIL FALAQ ketika sore dan pagi sebanyak tiga kali, maka dengan ayat-ayat ini akn mencukupkanmu (menjagamu) dari segala keburukan.”
(HR. Abu Daud no. 5082 dan An Nasai no. 5428. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan) (lebih…)

Keutamaan Pertama: Surat Al Ikhlas Setara dengan Tsulutsul Qur’an (Sepertiga Al Qur’an)

Hal ini berdasarkan hadits,

Dari Abu Sa’id (Al Khudri) bahwa seorang laki-laki mendengar seseorang membaca dengan berulang-ulang ’Qul huwallahu ahad’. Tatkala pagi hari, orang yang mendengar tadi mendatangi Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan menceritakan kejadian tersebut dengan nada seakan-akan merendahkan surat al Ikhlas. Kemudian Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya surat ini sebanding dengan sepertiga Al Qur’an”.
[HR. Bukhari no. 6152]

Banyak lagi hadits yang mengungkapkan h yang sama dengan narasi yang juga serupa, baik dalam kitab Bukhari ataupun Muslim, Ahmad, Nasa’i, dan Abu Daud. (lebih…)